BLOG TRAVELLER

SELAMAT DATANG DI BLOG MAS KOMARI

Friday 6 February 2015

Kampung Idiot atau Kampung Inspirasi?


Traveling kali ini tidak ke pantai. ke gunung ataupun ke tempat wisata lainnya. Tapi kita menuju Wonopuro, sebuah perbukitan yang ada di RT 11 Dusun Sidowayah Desa Sidoharjo Kecamatan Jambon, Ponorogo. Hanya ada sekitar 27 rumah  yang berada di Wonopuro yang di huni kurang lebih 150 jiwa. Terdapat sebuah mushola yang digunakan untuk beribadah warga sekitar Wonopuro dan juga sebuah Taman Baca yang berada di depan rumah Ketua RT setempat yang digunakan anak - anak sekitar Wonopuro untuk belajar bersama.

Dari Kota Ponorogo kira - kira 45 menit kita bisa sampai di Dusun Sidowayah menggunakan kendaraan bermotor. Akses jalan menuju Wonopuro agak sulit karena jalannya yang masih tanah dan bebatuan, apalagi kalo musim hujan akan sangat sulit dilalui dengan kendaraan bermotor. Karena struktur tanahnya yang sangat becek dan jurang - jurang di pinggir jalan yang tidak ada pembatasnya. Letaknya pun agak jauh dari pemukiman warga lainnya. Kami pun menitipkan kendaraan di rumah warga di dusun Sidowayah yang letaknya ada di bawah  Wonopuro dan melanjutkan dengan berjalan kaki. Kurang lebih satu jam setengah kita sampai di Wonopuro, waktu yang cukup lama karena kita melalui jalur baru yang belum pernah kita lalui sebelumnya. Tapi jika melalui jalur biasanya kurang lebih empat puluh lima menit bisa sampai di Wonopuro.

Setelah sampai di Wonopuro, kamipun menuju rumah Pak Loso, ketua Rukun Tetangga (RT) setempat. Di sana sudah ada teman kami yang datang belakangan tapi sudah sampai duluan karena melalui jalur biasanya. Kami pun disambut ramah oleh pemilik rumah. Di rumah Pak Loso juga ada Pak Samuri yang menderita tuna wicara.

Sebelumnya sudah banyak cerita atau berita tentang Dusun Sidowayah Desa Sidoharjo Kecamatan Jambon. Di media massa baik media cetak maupun elektronik juga banyak memberitakan tentang dusun tersebut. Sebuah dusun yang dijuluki "Kampung Idiot". Dimana penduduknya banyak yang mengalami keterbelakangan mental. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata "idiot" berarti tingkat kecerdasan berpikir seseorang yang sangat rendah, daya pikir yang lemah sekali di bawah rata - rata orang normal (IQ dibawah 25).

Namun betapa mengejutkannya kami saat tiba - tiba Pak Samuri dengan bahasa tuna wicaranya menunjukkan kepada kami sebuah lukisan tokoh wayang pada kalender bekas. Lukisan yang digambar menggunakan pensil dan dipajang di ruang tengah rumah Pak Loso, ketua RT. Ternyata lukisan tersebut adalah hasil karya Pak Samuri, yang mengalami tuna wicara tersebut. Karena belum percaya, kami pun mengambil buku gambar yang kebetulan ada di rumah Pak Loso dan memberikannya kepada Pak Samuri. Kami meminta Pak Samuri untuk menggambarkan sebuah tokoh wayang pada buku gambar yang kami berikan tersebut. Dengan imajinasinya Pak Samuri mulai menggoreskan pensilnya dengan rapi pada buku gambar yang kami berikan. Tanpa waktu lama Pak Samuri pun menyelesaikan gambar tokoh wayang yang kami minta. Tanpa mencontoh atau menjiplak gambar lainnya. Pak Samuri juga tidak menggunakan penghapus saat menggambar.


Hasil Karya Pak Samuri
Hasil Karya Pak Samuri


Kami pun sempat tak percaya tentang semua itu, tapi kami sudah melihat sendiri bagaimana Pak Samuri yang mengalami tuna wicara ini menggambar. Padahal menurut Pak Loso, ketua RT  tidak ada yang mengajari Pak Samuri untuk menggambar. Tapi Pak Samuri memang suka menggambar tokoh wayang. Di rumahnya sendiri juga ada koleksi gambar wayang yang beliau gambar sendiri. Padahal kami yang sudah diajarkan untuk menggambar di sekolah belum tentu bisa menggambar seperti Pak Samuri. Mungkin benar juga kata orang, kalau dibalik kekurangan seseorang pasti ada kelebihan tertentu yang dimiliki.

Itulah sedikit cerita kami dari Dusun  Sidowayah Desa Sidoharjo Kecamatan Jambon Ponorogo. Semoga melalui tulisan ini banyak masyarakat yang merubah stigma nya tentang dusun Wonopuro. Yang sering diberitakan tentang keidiotan atau keterbelakangan mental penduduknya. Karena masih banyak potensi - potensi positif yang terdapat di dusun Wonopuro.

5 comments:

Diah Dwi Arti said...

O ya ya. Saya ingat sidowayah ini. Konon karena awalnya banyak yg incest ya mas? Tapi betul, di balik kekurangan selalu ada kelebihan yg diberikan Tuhan.

Unknown said...

iyaa mbak,., sbenarnya kalo meninjau lgsung ke sana tidak seperti yg diberitakan kok mbak dan masih banyak potensi2 yg bisa dikembangkan ;-)

Unknown said...

sssiiiiippppppp,,,bro....

Unknown said...

Siap lanjutkan,., hahaaa

Pemburu Dollar said...

artikel nya bagus sekali gan

Melihat dugong di Pulau ALor

Surga Tersembunyi Di pulau Alor